Bersama Ot dan Sien ke Hindia Belanda: Kajian Kritis Buku Anak Klasik Ot en Sien in Nederlandsch Oost-Indië

  “Kita telah banyak membaca karya sastra, kisah yang memesona, mengharukan, bahkan yang memaksa kita bertindak dan berubah. Kita semua dibesarkan oleh cerita, oleh karya sastra yang memberi kita bahagia, kegirangan, pengalaman dan harapan. Melalui pilihan kata dan penyampaiannya yang khas mengenai berbagai kondisi kemanusiaan yang ada, cerita-cerita itu membentuk pemahaman dan wawasan kita.” Riris K. Toha Sarumpaet[1] Setiap orang tumbuh dan dibesarkan oleh cerita-cerita yang ia baca dan dengar semenjak masih kanak-kanak. Saya sendiri yang notabene dibesarkan dari keluarga berbudaya Islam sedari kecil biasa dicekoki kisah 25 nabi dan rasul oleh orang tua. Alih-alih mengharapkan pangeran berkuda putih sebagai … Continue reading Bersama Ot dan Sien ke Hindia Belanda: Kajian Kritis Buku Anak Klasik Ot en Sien in Nederlandsch Oost-Indië

racau

Aku adalah langit sepi yang dibenci para perindu bintang Aku ruang hampa yang tak disapa pemburu kegaduhan Aku lembar buku yang hilang terselip entah di mana Aku adalah refleksi kesedihan yang nyata Kelewat nyata hingga apa yang aku anggap ada sirna Sudah aku coba untuk jejaki bumi yang sama dengan manusia Sudah berusaha mati-matian menyerupai mereka Tapi nyatanya  hidup mereka hanya bualan semata Sedetik mereka merasa jenius keterlaluan Sedetik kemudian justru berkeringat mengucap kebodohan Karena kata dan karena suara, hidup mereka tak lagi sederhana Karena bahasa dan nada-nada, hidup bukan lagi selamanya suka Sebabnya aku lebih suka diam Sebabnya aku berusaha tak menyerupai … Continue reading racau

Mijn grootouders’ huis

Als je mij vraagt wat mijn favoriete plaats is, zal ik meteen antwoorden: “Mijn grootouders’ huis!” Mijn grootouders’ huis is niet zo mooi als het presidentiele paleis van Indonesie. Het is niet zo groot als een voetbalveld maar voor mij is het een geweldige plek om te ontspannen. Toen ik klein was, ging ik elke avond naar hun huis. Ik groette mijn grootouders en ging daarna naar een tuin achter het huis. Er stond een kersenboom. Ik klom langs de boom omhoog en bereikte mijn favoriete tak. “I live in my own little world. But its ok, they know me … Continue reading Mijn grootouders’ huis

Franz Kafka

Biasanya saya hanya butuh waktu sehari untuk membaca buku yang halamannya 200-an. Dan biasanya juga saya akan langsung menaruh buku yang telah selesai dibaca di selipan rak buku yang sudah penuh sesak dan tidak membacanya untuk kedua, ketiga, atau keempat kalinya saat itu juga. Terlebih biasanya lagi saya tak pernah menilai suatu buku itu menarik hanya dengan membaca kalimat pertama. Tapi kalau tadi ‘biasanya’, sekarang berarti saya mengalami hal yang ‘luar biasa’. Als Gregor Samsa eines Morgens aus unruhigen Träumen erwachte, fand er sich in seinem Bett zu einem ungeheuren Ungeziefer verwandelt. *Suatu pagi, saat Gregor Samsa bangun dari mimpi … Continue reading Franz Kafka

Acak

Tiga jam tersisa sampai tanggal berubah jadi sembilan dan Selasa berganti jadi Rabu. Aku masih jadi perempuan biasa yang selalu berpikir bisa jadi ‘orang’ tapi belum bisa berbuat apa-apa. Namun hidup lagi-lagi soal pilihan, apa kamu mau berubah atau diubah. Entah berubah karena keadaan atau diubah keadaan. Aku akhirnya harus memilih, dan aku memilih untuk untuk berubah. “They always say time changes things, but you actually have to change them yourself.” ― Andy Warhol, The Philosophy of Andy Warhol Setiap manusia pasti menjalani hidupnya degan cara yang berbeda. Ada yang pada jam-jam segini sedang bergulat dengan kemacetan Ibu Kota, ada … Continue reading Acak

Cara mencintai itu pilihan

Cinta yang kuat bukanlah cinta yang hanya memberikanmu kekuatan, tapi juga cinta yang memberikan mu kepasrahan ketika melintasi aral melintang, bukit-bukit berlubang, dan langit kelam tanpa bintang. Cinta yang bahagia bukanlah cinta yang hanya mengantarkan kebahagiaan, tapi juga cinta yang menghamparkan kesetiaan ketika kau tenggelam dalam cobaan dan mulai kelelahan. Cinta yang kau sebut cinta bukanlah hal yang mengumbar sepenuhnya soal cinta, tapi cinta yang mengajari untuk selalu mencintai meski cintamu tak lagi bersemi  setiap hari. Cinta yang memabukkan tak lebih dari cinta yang mematikan. Hadir secara tiba-tiba namun tinggal terlampau lama. Menggambar latar surga, menghantar alunan musik surga, namun … Continue reading Cara mencintai itu pilihan

Oeroeg; Potret Inlander di Masa Kolonialisasi

“Saya lihat bulan bapak” “Wat zeg je?” (Kamu ngomong apa?) “Saya kijk naar de bulan bapak” “Ik versta je niet” (Saya nggak mengerti) “Saya..” “Je bent een Hollande jongen spreek dan ook Hollands” (Kamu itu anak Belanda jadi bicaralah dalam bahasa Belanda) “Ik kijk naar de maan pap” “Maan, hmm goed zo. Ga je slapen.” (Hmm bulan, bagus. Sekarang pergilah tidur.) Percakapan di atas merupakan potongan dari adegan di film Oeroeg (1993), sebuah film yang diangkat dari novel karya Hella S. Haasse (1945). Saya sengaja menonton filmnya dulu sebelum saya membaca novelnya. *Sebenernya nggak sengaja juga sih soalnya buku Oeroeg … Continue reading Oeroeg; Potret Inlander di Masa Kolonialisasi

Macam Karya Sastra: Perbedaan Prosa, Narasi, dan Drama

Rangkuman Pembelajaran ‘Buku Membaca Sastra’dan Mata Kuliah Pengantar Kesusastraan Belanda Oleh: Amalia Astari Karya sastra tertulis bisa dibagi menjadi tiga yaitu puisi, prosa, dan drama. Ketigannya memiliki perbedaan yang cukup jelas dari segi bentuk; puisi memiliki bentuk berbait-bait sedangkan prosa merupakan bentuk paragraf dengan panjang yang tidak ditentukan sedangkan drama jelas berbentuk dialog. Yang membedakan antara ketiga karya sastra tersebut juga bisa ditinjau dari segi kebahasaannya, (ingebbede taalsituatie) yaitu puisi bentuknya monolog dan tidak ada percakapannya sedangkan pada prosa ada pencerita atau yang biasa disebut verteller dalan Bahasa Belanda. Dalam drama terdapat dialog antar tokoh (personage). Ketiga karya sastra tersebut … Continue reading Macam Karya Sastra: Perbedaan Prosa, Narasi, dan Drama

Sinopsis Cerpen ‘Robohnya Surau Kami’

Tugas Mata Kuliah Pengantar Kesusastraan Belanda Kelompok ‘Tanda Tanya’ Kelas A Anggota Ady Kurniawan Amalia Putri Astari Dinda Aisha Dita Darasinta Fikri Diani Sabrina Amanda Siti Huwaida  Dosen : Eva Catarina Pasaribu Cerpen ini merupakan salah satu dari sekian banyak cerpen A.A Navis yang menurut saya sangat layak untuk dianalisis. Untuk kalian yang membutuhkan sinopsis ini sebagai tugas semoga bermanfaat ya. Tapi sangat sayang jika tugas anda hanya berasal dari copy paste analisis saya dan kelompok saya. Jadi selamat menganalisis! Robohnya Surau Kami Di sebuah desa, hidup seorang kakek tua yang tinggal di surau desa. Sudah bertahun-tahun dia tinggal di … Continue reading Sinopsis Cerpen ‘Robohnya Surau Kami’